Pada kesempatan ini saya sebagai Ketua Umum penyelenggara Temu Sastrawan Indonesia [TSI] III di Tanjungpinang [28 – 31 Oktober 2010] menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras; tokoh – tokoh yang turut ‘terkacah-kacah’ dalam mempersiapkan acara ini dan seluruh masyarakat seni dan budaya Tanjungpinang yang telah menyumbangkan energinya. Sehingga acara kita dapat terlaksana dengan semestinya.
Selamat datang kepada sastrawan dan penggiat seni – budaya dari seluruh Indonesia. Semoga Kota Gurindam memberikan kesan yang menyenangkan dan suatu saat jadi kota yang selalu dikenang.
Semoga (juga) dapat meninggalkan kenangan dan sesuatu yang hebat untuk perkembangan sastra Indonesia dan memompa semangat muda Tanjungpinang untuk menjadi sastrawan yang memiliki wawasan yang baik.
Terlebih dan terkurang, saya dan seluruh panitia TSI III memohon maaf jika ada pelayanan yang kurang berkenan dan tersilap lidah yang tak sepantasnya. Terimakasih semua…
Hari petang, matahari tenggelam
Bergegas mandi, karena ada janji
Selamat datang di Kota Gurindam
Semoga TSI jadi perekat silaturahmi
(pantun dari sambutan saat pembukaan TSI III di Anjung Cahaya Tanjungpinang, 28 Oktober 2010)
Filed under: Opini, gurindam duabelas, kepulauan riau, kota gurindam, monolog, puisi, sastra, seniman, tanjungpinang, teater, temu sastrawan indonesia
Edward Mushalli 